Ø Pengertian dan Arti Penting Komunikasi
Secara luas komunikasi adalah setiap
bentuk tingkah laku seseorang baik verbal naupun nonverbal yang ditanggapi oleh
orang lain. Komunikasi mencakup pengertian yang lebih luas dari sekedar
wawancara. Setiap bentuk tingkah laku mengungkapkan pesan tertentu, sehingga
juga merupakan sebentuk komunikasi (Johnson, 1981).
Secara sempit komunikasi diartikan
sebagai pesan yang dikirim seseorang kepada satu atau lebih penerima dengan
maksud sadar untuk mempengaruhi tingkah laku si penerima. Dalam bentuk
komunikasi, setidaknya dua orang saling mengirimkan lambang – lambang yang
memiliki makna tertentu. Lambang – lambang tersebut bisa bersifat verbal berupa
kata – kata, atau bersifat nonverbal berupa ekspresi atau ungkapan tertentu
dalam gerak tubuh (Johnson, 1981).
Ada tiga pengertian utama komunikasi
yang digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu :
1. Pengertian
secara etimologis, komunikasi dipelajari menurut asal – usul kata, yaitu
komunikasi berasal dari bahasa Latin ‘communicatio dan perkataan ini bersumber
pada kata ‘comminis yang berarti sama makna mengenai sesuatu hal yang
dikomunikasikan.
2. Pengertian
secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan
oleh seseorang kepada orang lain.\
3. Pengertian
secara paradigmatis, komunikasi berarti pola yang meliputi sejumlah komponen
berkorelasi satu sama lain secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan
tertentu.
Sumber :
Dr. A. Supratiknya, Komunikasi Antar
Pribadi, Yogyakarta, Kanisius, 2008.
Drs. Tommy Suprapto, M.S. , Pengantar Teori
dan Manajemen Komunikasi, Yogyakarta, MedPress, 2009.
Ø Jenis dan Proses Komunikasi
Jenis – jenis komunikasi :
1.
Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi
intrapribadi (Intrapersonal Communication) adalah komunikasi dengan diri
sendiri, baik kita sadari atau tidak. Misalnya berfikir.
2. Komunikasi
Antarpribadi
Komunikasi
antarpribadi (Interpersonal Communication) adalah komunikasi antara orang - orang
secara tatap muka, yang memungkinkan respon verbal maupun nonverbal berlangsung
secara langsung. Bentuk khusus komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi
diadik (dyadic communication) yang hanya melibatkan dua individu, misalnya
suami- istri, dua sejawat, guru - murid. Ciri - ciri komunikasi diadik adalah
pihak- pihak yang berkomunikasi berada dalam jarak yang dekat dan pihak - pihak
yang berkomunikasi mengirim dan menerima pesan
secara langsung dan simultan.
3. Komunikasi
Kelompok Kecil
Komunikasi
kelompok merujuk pada komunikasi yang dilakukan sekelompok kecil orang
(small-group communication). Kelompok sendiri merupakan sekumpulan orang yang
mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai
tujuan bersama, saling mengenal satu sama lain dan memandang mereka sebagai
bagian dari kelompok tersebut. Komunikasi antarpribadi berlaku dalam komunikasi
kelompok.
4. Komunikasi
Publik
Komunikasi
publik adalah komunikasi antara seorang pembicara dengan sejumlah orang
(khalayak) yang tidak bisa dikenali satu persatu. Komunikasi publik meliputi
ceramah, pidato, kuliah, tabligh akbar dan lain-lain. Ciri - ciri komunikasi
publik adalah berlangsung lebih formal, menuntut persiapan pesan yang cermat,
menuntut kemampuan menghadapi sejumlah besar orang, komunikasi cenderung pasif, terjadi di tempat umum yang dihadiri sejumlah
orang, merupakan peristiwa yang direncanakan dan ada orang-orang yang ditunjuk
secara khusus melakukan fungsi - fungsi tertentu.
5. Komunikasi
Organisasi
Komunikasi
organisasi (organizational communication) terjadi dalam suatu organisasi,
bersifat formal dan informal, dan berlangsung dalam jaringan yang lebih besar
dari komunikasi kelompok. Komunikasi organisasi juga melibatkan komunikasi diadik,
komunikasi antarpribadi dan komunikasi publik tergantung kebutuhan.
6.
Komunikasi Massa
Komunikasi
massa (mass communication) adalah komunikasi yang menggunakan media massa cetak
maupun elektronik yang dikelola sebuah lembaga atau orang yang dilembagakan
yang ditujukan kepada sejumlah besar orang yang tersebar, anonim dan heterogen.
Pesan - pesannya bersifat umum, disampaikan secara serentak, cepat dan selintas.
Proses
Komunikasi
Terdapat tujuh komponen dalam proses komunikasi
menurut Robbins dan De Cenzo, yaitu :
1.
Penyampai atau sumber komunikasi
Komponen
ini merujuk individu ataupun kumpulan individu yang mengambil inisiatif
memulakan proses komunikasi.
2.
Encoding
Merujuk
proses dimana penyampai ataupun pemula komunikasi menukar maklumat, ide, perasaan,
arahan ataupun simbol – simbol yang dipahami oleh audiens.
3.
Saluran komunikasi
Adalah
bahan atau peralatan yang digunakan untuk menyalurkan pesan yang ingin
disampaikan oleh pemula komunikasi.
4.
Decoding
Proses
dimana penerima komunikasi atau audiens mencoba mengubah makna atau pesan komunikasi tersebut sehingga
dipahami oleh audiens.
5. Penerima Maklumat
Penerima maklumat atau dikenal
sebagai audiens adalah individu atau beberapa orang yang menjadi sasaran
maklumat dalam penyampai komunikasi.
6. Penyandian Balik
Ialah segala bentuk tindakan yang
diambil oleh penerima yang berkomunikasi dengan pemula komunikasi ataupun
penyampai.
7. Gangguan
Halangan dalam proses komunikasi
Sumber :
Asri, Peran
Komunikasi dalam Organisasi, https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/pengertian-dan-arti-penting-komunikasi/,
15 – 03 – 2015, 07.55
Dr. Ibrahim Elfky,
Terapi Komunikasi Efektif, Jakarta, Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika), 2000
Ø Komunikasi
Efektif
Komunikasi dikatakan
efektif bila anggota mampu memberikan informasi kepada kelompok mengenai suatu
program secara selektif atau mengurangi kesimpangan informasi. Efektivitas dalam
kelompok dapat dlihat dari aspek produktivitas, moral dan kepuasan para
anggotanya. Produktivitas kelompok dapat dilihat dari keberhasilan mencapai
tujuan kelompok, sedangkan moral dapat diamati dari semangat para dan sikap
para anggotanya dan kepuasan anggota dapat dilihat dari keberhasilan anggotanya
mencapai tujuan pribadinya.
Sumber :
Wiryanto, Pengantar
Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT Grasindo,
2008.
Ø Implikasi
Manajerial
Manajer yang efektif
mengetahui peran ganda yang melekat pada pekerjaan mereka maupun keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Hanya sedikit manajer yang
memiliki keahlian sama kuat di semua bidang. Bagaimanapun sangat berguna bagi
manajer untuk memahami kekuatan dan kelemahan mereka sendiri dan menggunakan
pemahaman ini untuk memanfaatkan kekuatan mereka dan juga bekerja untuk
mengatasi kelemahan mereka. Sebagai
contoh, seorang manajer dengan keahlian manajemen waktu yang lemah mungkin akan
merasa perlu untuk mempekerjakan seorang asisten yang efektif untuk membantu
menyusun jadwal yang efisien, sementara seorang manajer dengan keahlian
pengambilan keputusan yang lemah dapat menggunakan kelompok pengambil keputusan
kapan pun memungkinkan untuk membantunya menggunakan keahlian orang lain.
Sumber :
Griffin,Ricky ,
Manajemen, Jakarta, Erlangga, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar